Thursday, September 26, 2013

on
RIWAYAT obesitas orangtua kerap mengantui keturunannya. Mereka khawatir jika mengalami risiko kesehatan yang sama.

Namun, hal itu tidak sepenuhnya berperan utuh. Bahwa faktor genetika bukan faktor utama yang bakal diwariskan pada anaknya terkait ancaman obesitas.

Prof. Dr. M. Juffrie, PhD. Sp.A (K), Spesialis Anak Fakultas Kedokteran UGM mengatakan bahwa faktor genetik itu bisa diubah. Dalam keilmuwan disebut epigenetik.

Dijelaskannya bahwa faktor lingkungan menjadi salah satu hal yang bisa mengubah ancaman obesitas pada seseorang.

"Lingkungan itu bisa mengubah bagaimana dia jadi tidak gemuk," katanya dalam peluncuran Vitalac di Kidzania, Pasific Place, Jakarta, Kamis (17/10/2013).

Lingkungan, sambung Prof Jufrie, terkait lifestyle dan nutrisi. Lifestyle itu lebih terkait pola hidup, misalnya dibarengi dengan diet teratur dan exercise, maka ancaman obesitas pun menyingkir. Di luar itu, tidak kalah penting ialah faktor nutrisi.

"Nutrisi pegang peranan penting agar berat badan ideal. Jadi, polanya makan seimbang (antara kuantitas dan kualitas harus seimbang)," sambungnya.

Selama ini, ancaman obesitas tanpa disadari mengancam kesehatan anak karena perilaku sehari-hari yang buruk.

Prof Jufrie mencontohkan, anak suka main video game dan di sampingnya camilan, di mana mengandung karbohidrat yang akhirnya diubah jadi lemak.

Contoh tersebut menunjukkan bahwa faktor gaya hidup memiliki peran penting. Karenanya, genetik bukan satu-satunya penyebab obesitas.

"Tak ada salah satu penyebab yang berperan. Semua harus dilakukan sejalan," tutupnya.

0 comments:

Post a Comment