Friday, September 6, 2013

on
GANGGUAN refraksi adalah penyebab utama gangguan penglihatan di Indonesia. Kondisi ini semakin mengkhawatirkan, karena kelainan refraksi sering terjadi pada anak usia sekolah (5-19 tahun).

Menurut dokter spesialis mata sekaligus Direktur Jakarta Eye Center, Dr. Johan Hutauruk, MD, kondisi ini bisa berdampak negatif terhadap perkembangan kecerdasan dan proses pembelajaran anak. Selain itu, kelainan refraksi juga bisa mempengaruhi mutu, kreativitas dan produktivitas mereka yang dalam usia aktif bekerja.

"Apabila keadaan ini tidak ditangani secara serius maka akan terus berdampak negatif pada perkembangan kecerdasan anak dan proses pembelajaran,"ungkapnya pada diskusi bertema "5 Penyakit Mata Terbanyak Yang Menyerang Masyarakat Indonesia” di Amaris Thamrin City Hotel, Jakarta Pusat, Rabu 9 Oktober 2013.

Selanjutnya, ia menjelaskan bahwa kelainan refraksi adalah suatu kelainan dimana bola mata tidak dapat membelokkan cahaya agar tepat jatuh pada makula retina.

Sementara itu, kelainan refraksi sendiri dibagi menjadi empat, yaitu presbiopi(menurunnya kemampuan akomodasi lensa), miopi (rabun jauh), hipermetropi (rabun dekat), dan astigmatisme (silindris).

"Hingga saat ini, belum ditemukan obat untuk mengatasi kelainan refraksi. Untuk mengatasinya bisa menggunakan kacamata dan bedah refraktif melalui lasik,"tandasnya.

0 comments:

Post a Comment