Saturday, September 7, 2013

on
PERLUNYA kecukupan masyarakat atas konsumsi air putih tak bisa dianggap sepele. Pasalnya, kecukupan air putih tak hanya membantu aktivitas seseorang, tetapi juga memastikan ia bebas dari berbagai penyakit.

Hal itulah yang menggerakkan Indonesian Hydration Working Group (IHWG) untuk berupaya mengsosialisasikan hidrasi sehat kepada masyarakat luas. Terlebih, dalam rangka memeringati setahun berdirinya, IHWG menekankan komitmen untuk selalu  meningkatkan status hidrasi masyarakat Indonesia lebih baik melalui program kerjanya.

Perlu diketahui selama setahun kiprahnya, IHWG sudah banyak melakukan sosialisasi yang memadukan antara pendidikan, penelitian dan pelayanan masyarakat. Kedepan, IHWG akan terus meningkatkan masyarakat indonesia untuk bisa mencapai peningkatan asupan air minum yang cukup, dengan menggandeng para pakar dan pihak terkait guna masyarakat bisa mendapat manfaat yang baik dari air.

"Pada program kerja pendidikan,  kami menyelenggarakan master class untuk mendukung ilmuwan agar memiliki keilmuan tentang dehidrasi dan agar tidak kalah dengan ilmuwan luar negeri. Kemudian, article writing class, penulisan untuk artikel ilmiah untuk mendukung para ilmuwan. Kemudian, untuk penelitian kami membuat penelitian mengenai asupan air di kalangan remaja, dewasa dan untuk ibu hamil. Dan untuk pengabdian masyarakat, kami membuat buku Air Bisa Cegah Hidrasi ( ABCD) untuk siswa TK dan SD yang segera disebarluaskan ke sekolah-sekolah,"kata Dr.dr. Saptawati Bardosono, Msc selaku Ketua IHWG dalam acara yang bertema Tingkatkan Status Hidrasi Masyarakat Menuju Indonesia yang Lebih Baik, di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia lantai 2, Jakarta Pusat, Kamis (10/10/2013)

Di samping itu, kata dia, IHWG juga bekerja sama dengan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dalam meluncurkan Konsensus Kecukupan Air untuk Ibu Hamil dan Menyesui pada bulan September 2013 lalu. Kegiatan itu dilakukan agar masyarakat bisa melihat status hidrasi yang baik dan mengalami peningkatan dalam status hidrasi di masa depan.

"Kami mengumpulkan 17 pakar dari FK-UI dan satu pakar dari UGM, untuk menyepakati definisi dari status gizi yang baik. Terpenting, dari semua upaya ini bisa menjawab kebutuhan yang sudah mendesak untuk mengatasi dan mencegah masalah dehidrasi kronis yang selama ini terjadi tanpa disadari penduduk Indonesia. Padahal kondisi itu bisa menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan di setiap tahapan usia kehidupan," terangnya.

0 comments:

Post a Comment