KATA siapa tidur terlalu banyak tak membahayakan
kesehatan. Nyatanya, terlalu banyak tidur meningkatkan risiko seseorang
mengalami penyakit kardiovaskular.
Hal itu seperti hasil penelitian terbaru Centers for Disease Control and Prevention. Dijelaskan bahwa seseorang yang tidur lebih dari 10 jam lebih cenderung memiliki penyakit jantung, stroke, diabetes, obesitas, dan tekanan mental ketimbang orang yang tidur selama tujuh sampai sembilan jam.
"Hanya karena Anda tidur lebih lama bukan berarti itu berkualitas baik. Terlalu lama tidur bisa juga mengindikasikan kurang tidur, dan itu adalah alasan kenapa Anda tidak boleh terlalu lama tidur," kata Safwan Badr, Md, President of the American Academy of Sleep Medicine, seperti dilansir Menshealth.
Seseorang yang terlalu banyak tidur, biasanya disebabkan adanya gangguan tidur atau sleep apnea. Di mana bisa membangunkan seseorang ratusan kali dalam satu jam. Sehingga membuat seseorang beristirahat lebih lama karena kualitas tidur terganggu, peneliti menambahkan.
Lantas bagaimana cara untuk mendeteksi itu? Sayangnya, Anda tak bisa mengingat kondisi saat ia tidur. Jadi, sangat sulit untuk mengetahui apakah Anda menderita gangguan tidur. Kendati demikian, mendengkur, kelebihan berat badan, bangun dengan sakit kepala karena kekurangan oksigen di malam hari merupakan gejala dari seseorang mengalami gangguan tidur.
Bila Anda mengalami salah satu gejala gangguan tidur, segeralah kunjungi dokter Anda, kata peneliti. Bila Anda didiagnosis memiliki masalah tersebut, sikapilah hal itu dengan serius. Sebab, penelitian sleep apnea sebelumnya mengatakan, gangguan tidur dan insomnia berhubungan dengan risiko obesitas, tekanan darah tinggi, stroke, depresi, dan banyak lagi.
"Tidur itu sama pentingnya dengan apa yang Anda makan atau berapa banyak Anda berolahraga," terang Dr. Badr.
Hal itu seperti hasil penelitian terbaru Centers for Disease Control and Prevention. Dijelaskan bahwa seseorang yang tidur lebih dari 10 jam lebih cenderung memiliki penyakit jantung, stroke, diabetes, obesitas, dan tekanan mental ketimbang orang yang tidur selama tujuh sampai sembilan jam.
"Hanya karena Anda tidur lebih lama bukan berarti itu berkualitas baik. Terlalu lama tidur bisa juga mengindikasikan kurang tidur, dan itu adalah alasan kenapa Anda tidak boleh terlalu lama tidur," kata Safwan Badr, Md, President of the American Academy of Sleep Medicine, seperti dilansir Menshealth.
Seseorang yang terlalu banyak tidur, biasanya disebabkan adanya gangguan tidur atau sleep apnea. Di mana bisa membangunkan seseorang ratusan kali dalam satu jam. Sehingga membuat seseorang beristirahat lebih lama karena kualitas tidur terganggu, peneliti menambahkan.
Lantas bagaimana cara untuk mendeteksi itu? Sayangnya, Anda tak bisa mengingat kondisi saat ia tidur. Jadi, sangat sulit untuk mengetahui apakah Anda menderita gangguan tidur. Kendati demikian, mendengkur, kelebihan berat badan, bangun dengan sakit kepala karena kekurangan oksigen di malam hari merupakan gejala dari seseorang mengalami gangguan tidur.
Bila Anda mengalami salah satu gejala gangguan tidur, segeralah kunjungi dokter Anda, kata peneliti. Bila Anda didiagnosis memiliki masalah tersebut, sikapilah hal itu dengan serius. Sebab, penelitian sleep apnea sebelumnya mengatakan, gangguan tidur dan insomnia berhubungan dengan risiko obesitas, tekanan darah tinggi, stroke, depresi, dan banyak lagi.
"Tidur itu sama pentingnya dengan apa yang Anda makan atau berapa banyak Anda berolahraga," terang Dr. Badr.
0 comments:
Post a Comment