Kifosis merupakan salah satu bentuk kelainan yang
terjadi pada tulang belakang manusia. Ciri-ciri kifosis ditandai dengan
bentuk punggung yang tidak normal dan melengkung ke belakang lebih dari
50 derajat. Istilah kifosis dikenal oleh awam sebagai bungkuk.
Dalam diskusi media bersama Anlene, dr. Siti Annisa Nuhonni, Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (SpKFR), Departemen Rehabilitasi Medik RSCM-FKUI mengatakan, Kifosis dapat menyebabkan beberapa masalah. Tidak hanya postur tubuh yang membungkuk, namun juga beberapa gejala lainnya seperti nyeri punggung, kelelahan otot dan kekakuan di bagian belakang punggung. Dan pada kasus yang parah, kifosis dapat mempengaruhi paru-paru, saraf, dan organ lainnya, sehingga menyebabkan rasa sakit dan mempengaruhi kualitas hidup.
Penyebab kifosis pada dewasa:
•Kongenital, sebagai akibat dari masalah perkembangan
•Traumatik, karena cedera pada tulang belakang
•Iatrogenik, efek dari intervensi medis atau pembedahan
•Osteoporosis, seringkali disebut sebagai silent disease karena proses hilangnya kepadatan tulang berlangsung progresif selama bertahun-tahun dan biasanya tidak disadari oleh banyak orang hingga memberikan gejala-gejala seperti patah tulang, tulang punggung yang semakin membungkuk atau kifosis, berkurangnya tinggi badan serta nyeri punggung yang seringkali timbul pada tahap osteoporosis lanjut.
Selain itu secara umum, kifosis juga dapat dibedakan menjadi beberapa tipe berdasarkan penyebabnya yaitu sebagai berikut:
2. Kifosis scheuermann.
Gejalanya biasanya terlihat saat memasuki usia remaja. Jenis kifosis ini adalah hasil dari suatu kelainan struktural tulang belakang. Kifosis scheuermann merupakan salah satu jenis kifosis yang umumnya dapat berkembang menjadi skoliosis (kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang) bila dibandingkan dengan jenis kifosis lainnya. Penyebabnya belum diketahui secara pasti.
3. Kifosis bawaan.
Merupakan jenis kifosis yang paling jarang terjadi. Kifosis jenis ini disebabkan oleh berkembangnya tulang belakang manusia secara abnormal pada proses pertumbuhannya sebelum dilahirkan (berkembang di dalam janin).
4. Kifosis akibat dari osteoporosis.
Osteoporosis merupakan salah satu penyebab kifosis yang paling sering terjadi pada orang dewasa dan lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Tulang belakang yang rapuh dan lemah merupakan penyebab utama dari masalah ini. Hal ini dapat mengakibatkan tulang belakang mengalami fraktur kompresi, terutama pada wanita pasca menopause di atas usia 50 tahun. Fraktur kompresi paling banyak terjadi pada bagian depan tulang belakang, yang menyebabkan bagian depan tulang runtuh dan menciptakan tulang belakang berbentuk baji dan menciptakan postur tubuh membungkuk atau kifosis, atau punuk dowager. Tidak hanya menyebabkan masalah estetik, hal ini lebih jauh dapat menyebabkan beberapa masalah hingga pada kasus yang parah dapat mempengaruhi paru-paru, saraf, dan organ lainnya, sehingga menyebabkan rasa sakit dan harus berkonsultasi dengan dokter.
Dalam diskusi media bersama Anlene, dr. Siti Annisa Nuhonni, Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (SpKFR), Departemen Rehabilitasi Medik RSCM-FKUI mengatakan, Kifosis dapat menyebabkan beberapa masalah. Tidak hanya postur tubuh yang membungkuk, namun juga beberapa gejala lainnya seperti nyeri punggung, kelelahan otot dan kekakuan di bagian belakang punggung. Dan pada kasus yang parah, kifosis dapat mempengaruhi paru-paru, saraf, dan organ lainnya, sehingga menyebabkan rasa sakit dan mempengaruhi kualitas hidup.
Penyebab kifosis pada dewasa:
•Kongenital, sebagai akibat dari masalah perkembangan
•Traumatik, karena cedera pada tulang belakang
•Iatrogenik, efek dari intervensi medis atau pembedahan
•Osteoporosis, seringkali disebut sebagai silent disease karena proses hilangnya kepadatan tulang berlangsung progresif selama bertahun-tahun dan biasanya tidak disadari oleh banyak orang hingga memberikan gejala-gejala seperti patah tulang, tulang punggung yang semakin membungkuk atau kifosis, berkurangnya tinggi badan serta nyeri punggung yang seringkali timbul pada tahap osteoporosis lanjut.
Selain itu secara umum, kifosis juga dapat dibedakan menjadi beberapa tipe berdasarkan penyebabnya yaitu sebagai berikut:
1. Kifosis postural (punggung bungkuk).
Adalah jenis yang paling umum dari kifosis dan umumnya terjadi pada anak perempuan daripada anak laki-laki dan gejalanya biasanya terlihat saat memasuki usia remaja. Disebabkan oleh postur tubuh yang buruk dan melemahnya otot-otot dan ligamen di bagian belakang (otot paraspinous). Tulang belakang biasanya berbentuk normal pada kifosis postural. Penderita penyakit ini memiliki gejala nyeri dan melemahnya otot.2. Kifosis scheuermann.
Gejalanya biasanya terlihat saat memasuki usia remaja. Jenis kifosis ini adalah hasil dari suatu kelainan struktural tulang belakang. Kifosis scheuermann merupakan salah satu jenis kifosis yang umumnya dapat berkembang menjadi skoliosis (kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang) bila dibandingkan dengan jenis kifosis lainnya. Penyebabnya belum diketahui secara pasti.
3. Kifosis bawaan.
Merupakan jenis kifosis yang paling jarang terjadi. Kifosis jenis ini disebabkan oleh berkembangnya tulang belakang manusia secara abnormal pada proses pertumbuhannya sebelum dilahirkan (berkembang di dalam janin).
4. Kifosis akibat dari osteoporosis.
Osteoporosis merupakan salah satu penyebab kifosis yang paling sering terjadi pada orang dewasa dan lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Tulang belakang yang rapuh dan lemah merupakan penyebab utama dari masalah ini. Hal ini dapat mengakibatkan tulang belakang mengalami fraktur kompresi, terutama pada wanita pasca menopause di atas usia 50 tahun. Fraktur kompresi paling banyak terjadi pada bagian depan tulang belakang, yang menyebabkan bagian depan tulang runtuh dan menciptakan tulang belakang berbentuk baji dan menciptakan postur tubuh membungkuk atau kifosis, atau punuk dowager. Tidak hanya menyebabkan masalah estetik, hal ini lebih jauh dapat menyebabkan beberapa masalah hingga pada kasus yang parah dapat mempengaruhi paru-paru, saraf, dan organ lainnya, sehingga menyebabkan rasa sakit dan harus berkonsultasi dengan dokter.
"Wanita akan mengalami penurunan massa tulang
khususnya ketika berusia di atas 30 tahun dan akan terus menurun seiring
bertambahnya usia. Selain itu, kurangnya asupan nutrisi kalsium sejak
usia muda hingga usia tua turut memperparah kondisi tersebut. Menjalani
gaya hidup sehat - berolahraga dan mengonsumsi makanan yang kaya akan
kalsium dapat mencegah kifosis di kemudian hari," ujar dr. Nuhonni.
0 comments:
Post a Comment