Dalam lima tahun belakangan, pengobatan kanker payudara memasuki babak baru, yang disebut tailoring treatment.
Maksudnya, setiap penderita mendapat penanganan yang berbeda sesuai
hasil pemeriksaan sel tumornya oleh ahli patologi. Hasil pemeriksaan
patologi jaringan ini akan menentukan penanganan lebih lanjut, jenis
terapi yang sesuai, dan prognosis penyakit.
Bicara soal kanker payudara, umumnya dihubungkan dengan stadium. Padahal, dua penderita dengan stadium sama, mungkin saja menjalani jenis pengobatan berbeda. Stadium hanya menunjukkan ukuran tumor dan penyebaran sel kanker. Sedangkan pemeriksaan patologi akan menunjukkan behavior/perangai sel kanker.
Misalnya, seorang penderita kanker payudara tergolong stadium rendah tapi memiliki sel kanker yang bersifat mudah menyebar. Meskipun sudah ditangani dan dinyatakan sembuh, dokter bisa meramalkan kanker ini mungkin akan muncul lagi. Sedangkan pasien lain yang stadiumnya lebih tinggi tapi sel kankernya tidak mudah menyebar, diperkirakan tidak akan mengalami kanker lagi setelah dinyatakan sembuh.
Penderita kanker payudara yang tak mengetahui hal ini mungkin bingung menghadapi perbedaan treatment antara dirinya dengan pasien lain. Seorang pasien bisa saja menjalani kemoterapi (penggunaan obat tertentu untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker) sebelum dioperasi. Pasien lain mungkin akan dioperasi dulu sebelum menjalani kemoterapi.
Pilihan operasi pun berbeda. Ada mastektomi (pengangkatan payudara) dan Breast Conserving Therapy (BCT, pengangkatan tumor dan sedikit jaringan di sekitarnya dengan mempertahankan payudara). Pilihan ini tergantung pada hasil pemeriksaan klinis, radiologis, dan jaringan tubuh pasien.
Rekonstruksi Payudara
Membentuk kembali payudara setelah operasi mastektomi adalah pilihan pasien. Sebagian wanita merasa perlu melakukannya. Alasannya bisa berbeda-beda, antara lain merasa lebih percaya diri dengan rekonstruksi payudara. Sebagian wanita lain mungkin tak merasa perlu melakukannya.
Teknik rekonstruksi payudara sendiri mengalami kemajuan pesat dalam dua dekade terakhir. “Dalam merekonstruksi payudara, ada tiga hal yang seharusnya dipenuhi, yaitu: volume harus sama, bentuknya simetris, dan lebih indah bila bisa bergerak seiring gerakan tubuh. Syarat ketiga tidak bisa dipenuhi oleh silikon yang dulu sering digunakan,” ujar dr. Iskandar Ali dari Klinik Onkologi Surabaya.
Salah satu teknik rekonstruksi yang bisa memenuhi ketiga syarat itu adalah TRAM Flap (Transverse Rectus Abdominal Flap), yaitu memindahkan sebagian otot, lemak, dan kulit dari dinding perut depan atau punggung (LD Flap/Latissimus Dorsi Flap) untuk membentuk payudara baru. Otot perut sering dipakai karena volumenya cukup besar, sehingga bisa membentuk payudara baru yang bervolume sama dengan payudara yang diangkat. Manfaat lain adalah bisa merampingkan perut.
Rekonstruksi bisa dilakukan segera setelah mastektomi atau ditunda. Pemilihan waktu ini tergantung dari kondisi pasien, keadaan kanker payudara, dan pengobatan yang telah dan akan dilakukan. Pasien sebaiknya menunda rekonstruksi bila kanker diperkirakan akan kambuh lokal (tumbuh lagi di sekitar tempat yang dioperasi), sudah stadium tiga, dan pertumbuhan kanker, cepat. Selain itu, pasien yang harus diradiasi sebelum atau sesudah dioperasi sebaiknya menunda rekonstruksi karena proses ini dapat mempengaruhi posisi dan bentuk payudara baru.
Bicara soal kanker payudara, umumnya dihubungkan dengan stadium. Padahal, dua penderita dengan stadium sama, mungkin saja menjalani jenis pengobatan berbeda. Stadium hanya menunjukkan ukuran tumor dan penyebaran sel kanker. Sedangkan pemeriksaan patologi akan menunjukkan behavior/perangai sel kanker.
Misalnya, seorang penderita kanker payudara tergolong stadium rendah tapi memiliki sel kanker yang bersifat mudah menyebar. Meskipun sudah ditangani dan dinyatakan sembuh, dokter bisa meramalkan kanker ini mungkin akan muncul lagi. Sedangkan pasien lain yang stadiumnya lebih tinggi tapi sel kankernya tidak mudah menyebar, diperkirakan tidak akan mengalami kanker lagi setelah dinyatakan sembuh.
Penderita kanker payudara yang tak mengetahui hal ini mungkin bingung menghadapi perbedaan treatment antara dirinya dengan pasien lain. Seorang pasien bisa saja menjalani kemoterapi (penggunaan obat tertentu untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker) sebelum dioperasi. Pasien lain mungkin akan dioperasi dulu sebelum menjalani kemoterapi.
Pilihan operasi pun berbeda. Ada mastektomi (pengangkatan payudara) dan Breast Conserving Therapy (BCT, pengangkatan tumor dan sedikit jaringan di sekitarnya dengan mempertahankan payudara). Pilihan ini tergantung pada hasil pemeriksaan klinis, radiologis, dan jaringan tubuh pasien.
Rekonstruksi Payudara
Membentuk kembali payudara setelah operasi mastektomi adalah pilihan pasien. Sebagian wanita merasa perlu melakukannya. Alasannya bisa berbeda-beda, antara lain merasa lebih percaya diri dengan rekonstruksi payudara. Sebagian wanita lain mungkin tak merasa perlu melakukannya.
Teknik rekonstruksi payudara sendiri mengalami kemajuan pesat dalam dua dekade terakhir. “Dalam merekonstruksi payudara, ada tiga hal yang seharusnya dipenuhi, yaitu: volume harus sama, bentuknya simetris, dan lebih indah bila bisa bergerak seiring gerakan tubuh. Syarat ketiga tidak bisa dipenuhi oleh silikon yang dulu sering digunakan,” ujar dr. Iskandar Ali dari Klinik Onkologi Surabaya.
Salah satu teknik rekonstruksi yang bisa memenuhi ketiga syarat itu adalah TRAM Flap (Transverse Rectus Abdominal Flap), yaitu memindahkan sebagian otot, lemak, dan kulit dari dinding perut depan atau punggung (LD Flap/Latissimus Dorsi Flap) untuk membentuk payudara baru. Otot perut sering dipakai karena volumenya cukup besar, sehingga bisa membentuk payudara baru yang bervolume sama dengan payudara yang diangkat. Manfaat lain adalah bisa merampingkan perut.
Rekonstruksi bisa dilakukan segera setelah mastektomi atau ditunda. Pemilihan waktu ini tergantung dari kondisi pasien, keadaan kanker payudara, dan pengobatan yang telah dan akan dilakukan. Pasien sebaiknya menunda rekonstruksi bila kanker diperkirakan akan kambuh lokal (tumbuh lagi di sekitar tempat yang dioperasi), sudah stadium tiga, dan pertumbuhan kanker, cepat. Selain itu, pasien yang harus diradiasi sebelum atau sesudah dioperasi sebaiknya menunda rekonstruksi karena proses ini dapat mempengaruhi posisi dan bentuk payudara baru.
0 comments:
Post a Comment